Minggu, 06 Juni 2010

tugas bahasa inggris 2-prepositions of time

prepositions of time

1. i was talking so much at lunch that my food went cold
2. it shoulden't take long to repair your watch. come back on half an haour and i'll have it ready for you
3. i was very busy at work and i ended up buying all my presents in the week before christmast
4. it's a holoday in the USA on the 4th july
5. she put her head on the pillow, closed her eyes and at a moment was fast sleep
6.the children were still running around the street on midnight when they should have been in bed

Selasa, 18 Mei 2010

About Me

My name is Nadhia Trianaputri , and my nick name is Nadhia. I am child from Padang clan which born in Pekanbaru May 24th 1988. In this time Iam studying in University Gunadarma management majors. And my hobby is shopping, travelling, vacation, swimming, and reading. I am just ordinary person who is doing ordinary things.
After the studying and I get graduation from Gunadarma University, I will be back to my hometown and I found job, or I want to be entrepreneur (bussines women) because right now I have the fashion boutique at pekanbaru.
And even sometimes study become a little unifinished, but I never give up to repair it. With my friends and family support, so that I can reach this semester better. I hope to earn quickly pass by IPK nicely. This is a little story about me.

Tugas Bhs Ingggris 2 - Passive Voice

Tugas Bhs Ingggris 2 - Passive Voice

1. Dangerous driving cause many accidents.
Answer : Many accidents are caused dangerous driving

2. They cancelled all flights.
Answer : All flights were cancelled

3. Someone made this cheese.
Answer : This cheese were made

4. They invited you to the party.
Answer : You were invited to the party

5. She is translating this book.
Answer : This book is being translated by her

6. Some body has cleaned room
Answer : The room was cleaned

7. They have poned the meeting
Answer : The meeting was postponed

8. Somebody is using the computer at the moment
Answer : The computer is being used at the moment

9. I didn’t realize that somebody recording our conversation
Answer : I didn’t realize that our conversation was recorded

10. When we got to the stadium, we found that they had cancelled the game
Answer : when we got to the stadium, we found that the game was cancelled

11. They are building a new ringroad
Answer : A new ringroad was builded

12. They have build a new hospital near the airport
Answer : A new hospital was builded near the airport

13. Somebody stole my bag
Answer : My bag was stolen

14. Somebody was decorating the room
Answer : The room was decorated

15. Somebody is following us
Answer : we were followed

Jumat, 09 April 2010

Make a question of an answer (english assigment)

Make a question of an answer.

1. Somebody hit me.
Answer : Whom did somebody hit?
2. Five students attended the meeting.
Answer : How many students attended the meeting?
3. Bus 10 goes to Bandung.
Answer : Which bus goes to Bandung?
4. Mr. Adam found guilty.
Answer : Who found guilty?
5. The Teacher is teaching Biologi.
Answer : What is the teacher teaching?
6. All of the member of the commitee should come to the meeting at 10 o'clock.
Answer : When should all of the member of the commite come to the meeting?
7. The children like ice cream very much.
Answer : What does the children like very much?
8. This book costs $10.
Answer : How much does the book costs?
9. This bag belongs to somebody.
Answer : Who does this bag belongs to?
10. The lecturer explained the subject very clearly.
Answer : How did the lecturer explained the subject?

Minggu, 21 Maret 2010

pasar modal (capital market)

MAKALAH PASAR MODAL (BURSA EFEK)

  • Makalah ini membahas tentang proses transaksi yang terjadi di pasar modal.
    Proses penjualan saham di stock exchange market (pasar bursa saham atau pasar modal atau bursa efek) umumnya menggunakan sistem lelang (auction) sehingga pasar sekunder ini juga sering disebut dengan pasar leleang (auction market). Disebut dengan pasar lelang karena dilakukan secara terbuka dan harga ditentukan oleh supply (penawaran) dan demand (permintaan) dari anggota bursa,yang meneriakkan ask price(atau offer price atau harga penawaran terendah untuk jual) dan bid price (harga permintaan tertinggi untuk beli). New York Stock Exchange (NYSE), Tokyo Stock Exchange (TSE), Bursa Efek Indonesia (BEI) menggunakan sistem lelang, yaitu order pembelian dan penjualan sekuritas ditemukan sampai dicapai harga kesepakatan.

    Saat ini pasar sekunder yang terbesar di dunia adalah New York Stock Exchange (NYSE) dan Tokyo Stock Exchange (TSE). NYSE didirikan tahun 1792. American Stock Exchange (AMEX) juga merupakan pasar sekunder lainnya di Amerika Serikat.

    Transaksi di bursa dilakukan dengan order standar dalam ukuran round lot, yaitu 100 1embar saharn (di NYSE) atau kelipatannya (di BEI, round lot adalah 500 lembar saharn untuk investor perorangan). Jumiah lembar yang kurang dari 100 (atau 500 lembar untuk BEI) disebut dengan odd lot. _

    Investor tidak dapat langsung melakukan transaksi di lantai bursa, tetapi diwakili oleh broker. Investor dapat memilih sendiri jenis dari broker yang diinginkan, seperti misalnya full service broker atau discount broker.
    Full service broker menawarkan jasa yang lengkap termasuk sebagai berikut ini :

    1. Investment research and advice (Konsultan)
    Tidak semua individual investor dapat melakukar. sendiri penelitian yang berkualitas disebabkan oleh keterbatasan dana, waktu dan keahlian. Penelitian sejenis ini dapat disediakan oleh broker yang bonafit dalam bentuk laporan-laporan atau publikasi rutin. Hasil penelitian yang dibutuhkan olehinvestor dapat meliputi trend pasar, prospek masa depan suatu perusahaan dan lain sebagainya.

    2. Asset management (Pemberi Pinjaman)
    Broker dapat berfungsi seperti halnya bank komersial, yaitu mernberikan pinjaman dan mengelo!a dana yang dipercayakan. Untuk maksud seperti ini,investor dapat membuka
    rekening di broker yang disebut dengan rekening marjin (margin account).

    3. Order execution.
    Tanpa melalui jasa broker, membeli dan menjual sekuritas merupakan hal yang tidak mudah. Misalnya, tanpa meialui broker,penjual harus mencari sendiri pembeli yang cocok dengan harga yang ditawarkan. Dengan broker,investor tidak perlu khawatir dengan semua kegiatan pembelian dan penjualan ini.

    4. Clearing
    Setelah suatu order dieksekusi, sebenarnya masih banyak pekerjaan administrasi yang menunggu sesudahnya. Selain pekerjaan adrninistrasi tersebut cukup panjang, mereka juga harus dilakukan tidak boleh menyimpang dengan semua regulasi dan hokum yang berlaku.


    Discount Broker sebaliknya hanya menawarkan jasa yang minimum dengan komisi yang rendah. Discount broker biasanya hanya menawarkan jasa order execution dan clearing

  • sumber : http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/05/makalah-pasar-modal-bursa-efek.html

    pasar uang (money market)

    Pasar uang adalah suatu tempat pertemuan abstrak dimana para pemilik dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai yang membutuhkannya, baik secara langsung maupun melalui perantara. Sedangkan yang dimaksud dengan dana jangka pendek adalah dana-dana yang dihimpun dari perusahaan maupun perorangan dengan batasan waktu dari satu hari sampai satu tahun, yang dapat diperjualbelikan didalam pasar uang.Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2001:20).
    Perwujudan dari pasar semacam ini benipa institusi dimana individu atau organisasi yang mempunyai kelebihan dana jangka pendek bertemu dengan individu yang memerlukan dana.
    Pasar Uang menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2001:19) mempunyai ciri : jangka waktu dana yang pendek, tidak terikat pada tempat tertentu, pada umumnya supply dan demand bertemu secara langsung dan tidak perlu guarantor underwriter . Pasar uang dan pasar modal sebetulnya merupakan sarana investasi dan moblisasi dana.
    Pasar uang mempunyai fungsi yaitu sebagai sarana alternatif bagi lembaga-lembaga keuangan, perusahaan non keuangan dan peserta - peserta lainnya baik dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendek maupun dalam rangka memijamkan dana atas kelebihan likuiditasnya. Pasar uang juga berfungsi sebagai sarana pengendali moneter dalam melaksanakan operasi pasar terbuka. SBI (Serrifikat Bank Indonesia) sebagai instrumen dalam melakukan operasi pasar terbuka digunakan untuk kontraksi moneter. Lembaga-lembaga yang aktif di pasar uang adalah bank komersial, bank dagang, penyalur uang, dan bank sentral pemerintah.Pandji Anorga dan Piji Pakarti (2001:19).

    Instrumen Pasar Uang di Indonesia:

    Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjualbelikan dalam pasar uang jenisnya cukup bervariasi termasuk surat-surat berharga yang diterbitkan oleh badan-badan usaha swasta dan negara serta lembaga-lembaga pemerintah.
    Instrumen pasar uang yang ada di Indonesia. Dahlan Siamat (2001:208):
    1. Sertfikat Bank Indonesia (SBI)
    Instrumen utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau bank sentral atas unjuk dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang telah ditetapkan. Instrumen ini berjangka waktu jaruh tempo satu tahun atau kurang.
    2. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
    Surat - surat berharga berjangka pendek yang dapat diperjualbelikan secara diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga diskonto yang ditunjuk oleh BI.
    3. Sertifikat Deposito
    Instrumen keuangan yang diterbitkan oleh suatu bank atas unjuk dan dinyatakan dalam suatu jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga tertentu. Sertifikat Deposito adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan. Ciri pokok yang membedakaimya dengan deposito berjangka terletak pada sifat yang dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan sebelum jangka waktu jatuli temponya melalui lembaga - lembaga keuangan lainnya.
    4. Commerecial Paper
    Promes yang tidak disertai dengan jaminan yang diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada investor dalam pasar uang.
    5. Call Money
    Kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank lainnya untuk jangka waktu pendek.
    6. Repurchase Agreement
    Transaksijual odi surat-surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa penjual akan membeli kcmbali surat-surat berharga yang dijual tersebut pada tanggal dan dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu
    7. Banker's Acceptence
    Suatu instrumen pasar uang yang digunakan untuk memberikan kredit pada eksportir atau importir untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli valuta asing.

    Indikator Pasar Uang.
    Indikator pasar uaing sangat diperlukan untuk mengukur atau paling tidak mengamati perkembangan pasar uang, Indikator pasar uang meliputi:
    1. Suku bunga Pasar Uang Antar Bank (Rp)
    Tingkat bunga yang dikenakan oleh bank terhadap bank lain dalam hal pinjam meminjam danadalam bentuk rupiah.
    2. Volume transaksi Pasar Uang Antar Bank (Rp)
    Jumlah transaksi antar bank dalam hal pinjam meminjam dalam bentuk rupiah.
    3. Suku bunga Pasar Uang Antar Bank (US$)
    Tingkat bunga yang dikenakan oleh bank terhadap bank lain dalam hal pinjam meminjam danadalam bentuk US $.
    4. Volume transaksi Pasar Uang Antar Bank (US$)
    Jumlah transaksi antar bank dalam hal pinjam meminjam dalam bentuk US $.
    5. J1BOR (Jakarta Interbank Offered)
    Suku bunga yang ditawarkan untuk transaksi pinjam meminjam antar bank.
    6. Suku bunga deposito Rupiah (%/Th)
    Tingkat bunga yang diberikan para deposan yang mendepositokan uangnya dalam bentuk Rupiah
    7. Suku bunga deposito US$ (%/Th)
    Tingkat bunga yang diberikan para deposan yang mendepositokan uangnya dalam bentuk US $.
    8. Nilai Tukar Rupiah (Kurs)
    harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap mata uang lainnya
    9. Suku bunga kredit
    Tingkat bunga kredit yang dikenakan bank atau lembaga keuangan lainnya kepada para kreditor
    10. Inflasi
    Kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus suatu waktu tertentu
    11. Indeks Harga Konsumen (IHK)
    Angka indeks yang menunjukkan tingkat harga barang dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam suatu periode tertentu.
    12. Sertifikat Bank Indonesi (SBI)
    Instrumen investasijangka pendek yang bebas resiko

    sumber : http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/pasar-uang-definisi-instrumen-dan.html

    pengertian asuransi dan sejarah asuransi

    Pengertian Asuransi

    Hidup penuh dengan risiko yang terduga maupun tidak terduga, oleh karena itulah kita perlu memahami tentang asuransi. Beberapa kejadian alam yang terjadi pada tahun-tahun belakangan ini dan memakan banyak korban, baik korban jiwa maupun harta, seperti mengingatkan kita akan perlunya asuransi. Bagi setiap anggota masyarakat termasuk dunia usaha, resiko untuk mengalami ketidakberuntungan (misfortune) seperti ini selalu ada (Kamaluddin:2003). Dalam rangka mengatasi kerugian yang timbul, manusia mengembangkan mekanisme yang saat ini kita kenal sebagai asuransi.

    Fungsi utama dari asuransi adalah sebagai mekanisme untuk mengalihkan resiko (risk transfer mechanism), yaitu mengalihkan resiko dari satu pihak (tertanggung) kepada pihak lain (penanggung). Pengalihan resiko ini tidak berarti menghilangkan kemungkinan misfortune, melainkan pihak penanggung menyediakan pengamanan finansial (financial security) serta ketenangan (peace of mind) bagi tertanggung. Sebagai imbalannya, tertanggung membayarkan premi dalam jumlah yang sangat kecil bila dibandingkan dengan potensi kerugian yang mungkin dideritanya (Morton:1999).

    Pada dasarnya, polis asuransi adalah suatu kontrak yakni suatu perjanjian yang sah antara penanggung (dalam hal ini perusahaan asuransi) dengan tertanggung, dimana pihak penanggung bersedia menanggung sejumlah kerugian yang mungkin timbul dimasa yang akan datang dengan imbalan pembayaran (premi) tertentu dari tertanggung.



    Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992, yang dimaksud dengan asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian pada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

    Agar suatu kerugian potensial (yang mungkin terjadi) dapat diasuransikan (insurable) maka harus memiliki karakteristik: 1) terjadinya kerugian mengandung ketidakpastian, 2) kerugian harus dibatasi, 3) kerugian harus signifikan, 4) rasio kerugian dapat terprediksi dan 5) kerugian tidak bersifat katastropis (bencana) bagi penanggung.

    Timbul pertanyaan; kematian adalah sesuatu yang pasti, mengapa bisa diasuransikan? Meski merupakan sesuatu yang mengandung kepastian, namun kapan tepatnya saat kematian seseorang berada diluar kendali orang tsb. Sehingga saat terjadinya peristiwa kematian yang betul-betul mengandung ketidakpastian inilah yang menyebabkannya insurable.

    Ada dua bentuk perjanjian dalam menetapkan jumlah pembayaran pada saat jatuh tempo asuransi yaitu: kontrak nilai (valued contract) dan kontrak indemnitas (contract of indemnity). Kontrak nilai adalah perjanjian dimana jumlah pembayarannya telah ditetapkan dimuka. Misal, nilai Uang Pertanggungan (UP) pada asuransi jiwa. Kontrak indemnitas adalah perjanjian yang jumlah santunannya didasarkan atas jumlah kerugian finansial yang sesungguhnya. Misal, biaya perawatan rumah sakit.

    Dalam hal perusahaan asuransi berusaha menekan kemungkinan kerugian yang fatal/besar, maka dapat mengalihkan resiko kepada perusahaan asuransi lain. Hal ini disebut reasuransi; perusahaan yang menerima reasuransi dinamakan reasuradur.

    Selain kelima karakteristik diatas, sebelum dapat diasuransikan, maka perusahaan asuransi harus mempertimbangkan insurable interest dan anti seleksi. Insurable interest berkaitan dengan hubungan antara tertanggung dengan penerima santunan/manfaat – dalam hal terjadi kerugian potensial. Contoh, perusahaan asuransi tidak akan menjual polis asuransi kebakaran kepada pihak selain pemilik gedung yang diasuransikan. Insurable interest dlm contoh ini adalah kepemilikan thd sesuatu yang diasuransikan. Begitu pula hubungan keluarga, keterkaitan financial yang beralasan, juga merupakan bentuk insurable interest. Yang dimaksud anti seleksi (kontra seleksi) mengacu pada adanya kecenderungan lebih besar untuk ikut asuransi karena memiliki tingkat resiko diatas rata-rata. Contoh, orang yang memiliki catatan kesehatan buruk atau resiko pekerjaan berbahaya cenderung mau membeli asuransi. Untuk mengurangi akibat anti seleksi, perusahaan asuransi harus dapat mengidentifikasi dan mengklasifikasi potensi resiko atau kerugian. Proses identifikasi dan klasifikasi tingkat resiko itu disebut underwriting atau seleksi resiko. Namun bukan berarti anti seleksi menyebabkan pengajuan asuransinya ditolak, karena bagi tertanggung dengan resiko kerugian diatas rata-rata dapat dikenakan premi sub standar (premi khusus) disebabkan resikonya sub standar (resiko khusus) kecuali jika kemungkinan kerugiannya jauh lebih tinggi, mungkin permohonan asuransinya ditolak.

    Sejarah Asuransi

    Asuransi berasal mula dari masyarakat Babilonia 4000-3000 SM yang dikenal dengan perjanjian Hammurabi. Kemudian pada tahun 1668 M di Coffee House London berdirilah Lloyd of London sebagai cikal bakal asuransi konvensional. Sumber hukum asuransi adalah hukum positif, hukum alami dan contoh yang ada sebelumnya sebagaimana kebudayaan.

    Asuransi membawa misi ekonomi sekaligus sosial dengan adanya premi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi dengan jaminan adanya transfer of risk, yaitu pengalihan (transfer) resiko dari tertanggung kepada penanggung. Asuransi sebagai mekanisme pemindahan resiko dimana individu atau business memindahkan sebagian ketidakpastian sebagai imbalan pembayaran premi. Definisi resiko disini adalah ketidakpastian terjadi atau tidaknya suatu kerugian (the uncertainty of loss).

    Asuransi di Indonesia berawal pada masa penjajahan Belanda, terkait dengan keberhasilan perusahaan dari negeri tersebut di sektor perkebunan dan perdagangan di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan jaminan terhadap keberlangsungan usahanya, tentu diperlukan adanya asuransi. Perkembangan industri asuransi di Indonesia sempat vakum selama masa penjajahan Jepang.

    Kebutuhan Jaminan yang Dapat Dipenuhi oleh Asuransi Jiwa

    1) Kebutuhan Pribadi, meliputi: penyediaan biaya-biaya hidup final seperti biaya yang berkaitan dengan kematian, biaya pembayaran tagihan berupa hutang atau pinjaman yang harus dilunasi; tunjangan keluarga; biaya pendidikan; dan uang pensiun. Selain itu, polis asuransi jiwa yang memiliki nilai tunai dapat digunakan sebagai tabungan maupun investasi.

    2) Kebutuhan Bisnis, seperti: insurance on key persons (asuransi untuk orang-orang penting dalam perusahaan); insurance on business owners (asuransi untuk pemilik bisnis); employee benefit (kesejahteraan karyawan) contohnya asuransi jiwa dan kesehatan kumpulan.

    sumber : Morton, G. (1999). Principles of Life and Health Insurance. LOMA.

    Minggu, 07 Maret 2010

    Bank dan Kaitannya Dengan Pasar Modal dan Pasar Uang

    Bank dan Kaitannya Dengan Pasar Modal dan Pasar Uang

    BAB I
    PENDAHULUAN

    A. BANK
    Dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, peranan perbankan sebagai
    fungsi intermediary yaitu menghimpun dan menyalurkan kembali dana dirasakan
    semakin penting. Adanya krisis ekonomi yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997,
    perbankan nasional mengalami berbagai kesulitan antara lain pembengkakan nilai dan
    pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non perfor-ming loan (NPL), negatif
    spread, kesulitan likuiditas dan lain-lain. Oleh karena itu, pembenahan disektor
    perbankan dan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat baik nasional maupun
    internasional dipandang sebagai suatu hal yang mendesak. Sebab, sekali kepercayaan
    masyarakat hilang, maka dunia perbankan Indonesia akan mengalami krisis yang
    berkepanjangan.
    Bank memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat, bukan
    sekedar sebagai sumber dana bagi pihak yang kekurangan dana (defisit unit) dan
    sebagai tempat penyimpanan uang bagi pihak yang kelebihan dana (surplus unit),
    tetapi memiliki fungsi-fungsi lain yang semakin meluas saat ini. Terlebih lagi
    karena kemajuan perekonomian dan semakin tingginya tingkat kegiatan
    ekonomi, telah mendorong bank untuk menciptakan produk dan layanan yang
    sifatnya memberi kepuasan dan kemudahan-kemudahan, seperti menyediakan
    mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi,

    memberikan pelayanan penyimpanan untuk barang-barang berharga, dan
    penawaran jasa-jasa keuangan lainnya. Tentu saja keberadaannya sangat
    mempermudah dan memperlancar seluruh aktivitas ekonomi masyarakat dan ini
    menempatkan bank menjadi sebuah lembaga keuangan yang sangat strategis.
    Perbankan mempunyai peran yang cukup penting karena sesuai dengan
    fungsinya perbankan Indonesia adalah penghimpun dan penyalur dana dalam
    masyarakat sedangkan tujuannya adalah untuk menunjang pelaksanaan
    pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan
    ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat
    banyak.
    Dalam sistem perekonomian sekarang ini, perbankan memang bukan
    merupakan satu-satunya sumber permodalan utama bagi investasi nasional.
    Tetapi bagi Indonesia, perbankan merupakan sumber permodalan utama dan
    peranan itu masih relatif besar dan diandalkan dibandingkan dengan pasar modal
    dan sumber-sumber permodalan lainnya. Bagi bank umum, kredit merupakan
    sumber utama penghasilan, sekaligus sumber resiko operasi bisnis terbesar.
    Sebagian dana operasional bank diputarkan dalam kredit, maka kredit akan
    mempunyai suatu kedudukan yang istimewa. Dan dapat dianggap “Kredit”
    sebagai salah satu sumber dana yang penting dari setiap jenis kegiatan usaha dan
    dapat diibaratkan sebagai darah bagi makhluk hidup.
    Pada dasarnya kredit hanya satu macam saja bila dilihat dari pengertian
    yang terkandung didalamnya. Akan tetapi untuk memperbedakannya kredit
    menurut faktor-faktor dan unsur-unsur yang ada dalam pengertian kredit, maka
    diadakanlah pembedaan-pembedaan kredit yang dapat kita bagi berdasarkan:
    jenis penggunaan, keperluan kredit, jangka waktu kredit, cara pemakaian, dan
    jaminan. Selain kredit investasi yang termasuk kredit menurut jenis penggunaan
    adalah kredit modal kerja dan kredit konsumsi. Kredit investasi diberikan oleh
    bank dengan tujuan membantu para investor untuk mendanai pembangunan
    proyek baru atau perluasan proyek yang sudah ada. Sedangkan kredit modal
    kerja diberikan oleh bank kepada debiturnya untuk memenuhi kebutuhan modal
    kerjanya. Sementara itu kredit konsumsi dipergunakan untuk membiayai operasi
    bisnis, debitur perorangan menarik kredit untuk membiayai kebutuhan barang
    dan jasa konsumtif.
    (Sumber URL: http://bisnisfredrik.co.cc/
    B. Pasar Modal
    Pelaku pasar modal adalah Pasar Modal adalah tempat perusahaan mencari dana segar untuk mengingkatkan kegiatan bisnis sehingga dapat mencetak lebih banyak keuntungan. Dana segar yang ada di pasar modal berasal dari masyarakat yang disebut juga sebagai investor. Para investor melakukan berbagai tehnik analisis dalam menentukan investasi di mana semakin tinggi kemungkinan suatu perusahaan menghasilkan laba dan semakin kecil resiko yang dihadapi maka semakin tinggi pula permintaan investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.
    Pada pasar modal pelakunya dapat berupa perseorangan maupun organisasi / perusahaan. Bentuk yang paling umum dalam investasi pasar modal adalah saham dan obligasi. Saham dan obligasi dapat berubah-ubah nilainya karena dipengaruhi oleh banyak faktor. Saat ini pasar modal di Indonesia adalah Bursa Efek Jakarta atau yang disingkat BEJ dan Bursa Efek Surabaya atau yang disingkat BES.
    Kegiatan Pasar Modal
    Dasar hukum pasar modal adalah UU No.8/1995 tentang Pasar Modal kemudian PP No. 45/1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal. Terdapat beberapa aspek yang berkaitan dengan kegitan pasar modal, yang meliputi :
    Pelaku
    pembeli dan penjual dana atau modal baik perorangan maupun badan usaha yang sebagian dari mereka malakukan penyisihan dananya untuk kegiatan produktif dan sebagian lain memerlukan tambahan dana/ modal untuk mengembangkan usahanya.
    Komoditas
    Komoditas adalah barang atau produk yang diperjual belikan di pasar modal. Yang termasuk komoditas antara lain bursa uang, modal, timah, karet, tembakau, minyak, emas, perkapalan, asuransi, perbankan, dan lainnya.
    Lembaga Penunjang
    Lembaga penunjang adalah profesi yang berkaitan dengan aktivitas di pasar modal. Lembaga ini antara lain penjamin emisi efek, penanggung (guarantor), agen pembayar (paying agent), pedagang efek, broker, biro adminitrasi efek, dan lainnya.
    Hak dan Kewajiban
    Hak dan kewajiban adalah ketentuan yang terkandung dalam kegiatan pasar modal dan harus dipatuhi oleh semua anggota.
    Pelaku di pasar modal yang ingin menanamkan modalnya dan memperoleh keuntungan disebut melakukan kegiatan investasi. Kegiatan ini merupakan aktivitas menanamkan modal, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan sejumlah keuntungan pada waktu tertentu.
    Terdapat dua cara untuk melakukan inventasi di pasar modal, yaitu sebagai berikut:
    Pasar Perdana yaitu pasar yang pertama kali melakukan penawaran efek dari penjual efek( emiten ) kepada masyarakat umum. Pembelian efek dapat dilakukan di pasar perdana.
    Pasar Sekunder dengan harga efek ditentukan oleh kondisi perusahaan emiten, serta kekuatan permintaan dan penawaran efek di bursa. Pembelian efek dapat dilakukan di pasar sekunder.
    Pengelola Pasar Modal
    Pasar modal di Indonesia dikelola oleh Badan Pengawasan Pasar Modal ( Bapepam) yang struktur organisasinya berada di bawah Dapartemen Keuangan.
    Tugas dan Fungsi Bapepam
    1. Melakukan pembinaan, membuat peraturan, dan mengawasi kegitan pasar modal sehari–hari.
    2. Mewujudkan terciptanya kegitan pasar modal yang teratur, wajar, dan efesien dengan tujuan melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.
    3. Melaksanakan pembinaan terhadap semua pelaku dan lembaga yang berkaitan dengan pasar modal.
    4. Mempertanggungjawabkan seluruh aktivitasnya ke Mentri Keuangan. Bapepam juga dapat memberikan pendapat ke Mentri Keuangan berkaitan dengan keputusan-keputusan yang berhubungan dengan pasar modal.
    Kewenangan Bapepam
    1. Memberikan izin usaha, izin perorangan, persetujuan kepada pelaku pasar modal.
    2. Menetapkan persyaratan dan tata cara menjadi peserta pasar modal serta dapat menyatakan penundaan atau pembatalan terhadap efektifnya pernyataan pendaftaran.
    3. Mengadakan pemeriksaan dan penyelidikan apabila diduga terjadi peristiwa/ aktivitas yang merupakan pelanggaran terhadap undang-undang dan ketentuan pelaksanaan pasar modal.
    4. melakukan pemeriksaan terhadap emiten, perusahaan publik, pihak-pihak yang memiliki izin usaha, izin perorangan, pendaftaran dari pasar modal.
    5. melaakukan penunjukan ke pihak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam rangkapelaksanaan wewenang Bapepam.
    6. Membatalkan atau membekukan pencatatan efek tertentu pada bursa efek atau menghentikan transaksi bursa atau efek tertentu.
    7. menetapkan instrumen tertentu sebagai efek.
    (Sumber (URL) : wikipedia.com)
    C. Pasar Uang
    Pasar keuangan adalah merupakan mekanisme pasar yang memungkinkan bagi seorang atau koporasi untuk dengan mudah dapat melakukan transaksi penjualan dan pembelian dalam bentuk sekuritas keuangan (seperti saham dan obligasi), Dalam sekuritas komoditas dimungkinkan dapat melakukan pembelian dan penjualan awal atas produk-produk sumber alam seperti produk pertanian dan Pertambangan dan lain sebagainya.
    Dalam dunia keuangan, pasar keuangan ini meliputi:
    – Penjual saham dalam memperolehkan modal melalui pasar modal;
    – Pengalihan atas risiko pada transaksi pasar derivatif; dan
    – Perdagangan internasional melalui pasar valuta asing.
    Definisi
    Pasar keuangan dapat berarti :
    1. Suatu sistim pasar yang memfasilitasi terjadinya perdagangan antar produk dan turunan keuangan seperti misalnya bursa efek yang memfasilitasi perdagangan saham, obligasi dan waran .
    2. Pertemuan antara pembeli dan penjual untuk memperdagangkan produk keuangan dalam berbagai cara termasuk penggunaan bursa efek, secara langsung antara penjual dan pembeli (over-the-counter) .
    Jenis-Jenis Pasar Keuangan
    Pasar keuangan dapat dibagi kedalam beberapa sub jenis seperti :
    – Pasar modal yang terdiri dari pasar primer dan pasar sekunder yang terbagi lagi menjadi :
    – pasar saham, yang merupakan sarana pembiayaan melalui penerbitan saham, dan merupakan sarana perdagangan saham.
    – Pasar obligasi, yang merupakan sarana pembiayaan melalui penerbitan obligasi dan merupakan sarana perdagangan obligasi.
    – Pasar komoditi, yang memfasilitasi perdagangan komoditi.
    – Pasar keuangan, yang merupakan sarana pembiayaan utang jangka pendek dan investasi.
    – Pasar derivatif, yang merupakan sarana yang menyediakan instrumen untuk mengelola risiko keuangan.
    – Pasar berjangka, yang merupakan sarana yang menyediakan stadarisasi kontrak berjangka bagi perdagangan suatu produk pada suatu tanggal dimasa mendatang.
    – Pasar asuransi, yang memfasilitasi redistribusi dari berbagai risiko.
    – pasar valuta asing, yang memfasilitasi perdagangan valuta asing
    Manfaat Pasar Keuangan
    Tanpa adanya pasar keuangan ini maka peminjam uang (kreditur) akan mengalami kesulitan dalam menemukan debitur yang bersedia untuk memberikan pinjaman kepadanya. Pengantara seperti bank membantu dalam melakukan proses ini, dimana bank menerima deposito dari nasabahnya yang memiliki uang untuk ditabung dan kemudian bank dapat meminjamkan uang ini kepada orang yang berniat untuk meminjam uang. Bank biasanya memberikan pinjaman uang dalam bentuk kredit dan kredit pemilikan rumah.

    Sumber (URL) : http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_keuangan

    D. Bank dan Kaitannya Dengan Pasar Modal
    Dalam arti sempit pasar merupakan tempat para penjual dan pembeli bertemu untuk melakukan transaksi. Artinya penjual dan pembeli langsung bertemu untuk melakukan transaksi dalam suatu lokasi tertentu. Lokasi atau tempat pertemuan tersebut disebut pasar. Namun dalam arti luas pengertian pasar merupakan tempat melakukan transaksi antara pembeli dan penjual, diman pembeli dan penjual tidak harus bertemu langsung, akan tetapi dapat dilakukan melalui sarana informasi yang ada seperti sarana elektronika.
    Pengertian pasar modal secara umum merupakan suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal. Penjual dalam pasar modal merupakan perusahaan yang membutuhkan modal (emiten), sehingga mereka berusaha untuk menjual efek – efek di pasar modal. Sedangkan pembeli (investor) adalah pihak yang ingin membeli modal di perusahaan yang menurut mereka menguntungkan.

    (Sumber : Kasmir. 2002, Bank & lembaga keuangan Lainnya, Edisi Keenam, hal : 193, Jakarta : PT RajaGrafindo persada.)

    Di dalam pasar modal pihak perbankan mempunyai peranan yang sangat besar dalam rangka memajukan perkembangan pasar modal. Perbankan mendukung setiap kegiatan yang ada demi kelancaran transaksi pasar modal di bursa efek.
    Jasa – jasa bank yang diberikan dalam rangka mendukung kelancaran transaksi di pasar modal antara lain :

    – Penjamin emis (underwiter)
    – Penjamin (guarantor)
    – Wali amanat (trustee)
    – Perantara perdagangan efek (pialang/broker)
    – Pedagang efek (dealer)
    – Perusahaan pengelola dana (invesment company)

    (Sumber : Kasmir. 2002, Bank & lembaga keuangan Lainnya, Edisi Keenam, hal : 163 – 164, Jakarta : PT RajaGrafindo persada.)

    Sabtu, 20 Februari 2010

    PERKIRAAN DAMPAK KRISIS KEUANGAN TERHADAP EKONOMI, KHUSUSNYA SEKTOR PERTANIAN DAN AGRIBISNIS DI INDONESIA (Tugas Makalah Keuangan)

    PERKIRAAN DAMPAK KRISIS KEUANGAN
    TERHADAP EKONOMI, KHUSUSNYA SEKTOR PERTANIAN DAN
    AGRIBISNIS DI INDONESIA


    ABSTRAK

    Bermula dari krisis keuangan Baht–Thailand, kemudian secara perlahan merambat ke
    negara-negara Asia Tenggara dan akhirnya menjadi krisis keuangan Indonesia yang dimulai
    minggu ketiga bulan Juli 1997. Krisis keuangan yang dialami kali ini menandakan bahwa
    ekonomi indonesia semakin terbuka dan terintegrasi dengan ekonomi dunia. Sebenarnya
    Indonesia menghadapi tiga jenis krisis yakni: (1) krisis nilai tukar, yang ditandai oleh
    depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar, (2) krisis utang luar negeri yang besar
    jumlahnya, yang dibuat oleh swasta dan pemerintah, dan (3) mungkin juga dihinggapi krisis
    menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap berbagai institusi ekonomi dan finansial.
    Untuk mengukur dampak krisis moneter terhadap ekonomi secara kuantitatif belum
    dapat dilakukan sekarang. Apa yang dapat dilakukan adalah memperkirakan dampaknya
    terhadap ekonomi, khususnya terhadap sektor pertanian dan agribisnis. Untuk kebutuhan
    penelitian ini dikumpulkan data makro ekomoni masa lalu yang bersumber dari data
    sekender, diolah dan dianalisis. Karena penelitian ini secara khusus memperkirakan dampak
    krisis keuangan terhadap sektor pertanian, maka data di bidang pertanian dikumpulkan,
    diolah dan dianalisis lebih detil.
    Hasil analisis menunjukkan bahwa krisis keuangan di Indonesia yang ditandai oleh
    melemahnya nilai rupiah terhadap dollar AS. berdampak terhadap sektor pertanian/agribisnis.
    Namun intensitas dampaknya tergantung pada: (1) sumber perolehan bahan baku (dalam atau
    luar negeri), (2) struktur pemasaran output (dalam atau luar negeri), dan (3) struktur
    permodalan, equity dan portofolio usaha agribisnis tersebut. Ditinjau dari struktur pembiayaan
    dan penerimaan, maka porsi impor input dan ekspor output dalam sektor pertanian akan secara
    segnifikan berpengaruh terhadap kinerja sektor pertanian.
    Bagi perusahaan pertanian dan agribusiness yang menggunakan bahan bakun dari
    dalam negeri, gejolak keuangan mungkin tidak berpengaruh demikian besar, dan apabila
    sebagian besar output diekspor, maka akan memiliki dampak positif. Namun apabila
    perusahaan agribisnis bersangkutan mengunakan baku dari luar negeri (kapas misalnya), maka
    implikasi gejolak keuangan akan berpengaruh terhadap struktur biaya (meningkatkan biaya
    per unit input dan output) yang lebih besar. Apabila pasarnya dalam negeri, maka akan
    semakin suram. Dalam kondisi ini, gejolak keuangan berpengaruh negatif terhadap kinerja
    agribisnis bersangkutan.
    Akibat krisis keuangan sekarang, sangat perlu diadakan suatu evaluasi kembali untuk
    menghitung rate of return investment (ROI) di sektor pertanian. Pada masa lalu ROI di
    sektor pertanian hanya berkisar 15 persen. Tidaklah mustahil kalau krisis ini membuat sektor
    pertanian rakyat semakin tidak menarik bagi investor.
    Kata Kunci: Krisis Keuangan, Dampak Ekonomi, Sektor Pertanian dan Agribisnis.






















    PENDAHULUAN

    Datangnya Krisis Ekonomi
    Di antara dua kemungkinan krisis keuangan: (a) pembayaran utang luar negeri yang
    berat (debt crisis) atau (b) krisis nilai tukar rupiah (exchange rate), Steven Redelet (1995)
    memilih krisis nilai tukar, sedangkan Ross McLeod (1995) cenderung memilih krisis beratnya
    pembayaran utang luar negeri. Menurut Steven Redelet, krisis hutang luar negeri dan
    perubahan nilai tukar sebagai masalah yang berkaitan.
    Bermula dari krisis keuangan Baht–Thailand, kemudian secara berlahan merambat ke
    negara-negara Asia Tenggara dan menjadi krisis keuangan Indonesia yang dimulai minggu
    ketiga bulan Juli 1997. Krisis keuangan yang dialami kali ini menandakan bahwa ekonomi
    indonesia semakin terbuka dan terintegrasi dengan ekonomi dunia. Lebih luas dari krisis
    ekonomi di atas, Indonesia menghadapi tiga jenis krisis yakni: (a) krisis nilai tukar dengan
    merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar, (b) krisis utang luar negeri yang besar
    jumlahnya yang dibuat oleh swasta dan pemerintah, dan (c) mungkin juga dihinggapi krisis
    menurunnya kepercayaan (deminishing expectation) masyarakat terhadap berbagai institusi
    ekonomi dan finansial. Kalau postulasi masalah ini benar, maka persoalan yang dihadapi
    Indonesia dapat dikatakan cukup berat dan bersifat jangka panjang. Pemerintah bukan tidak
    menyadari masalah ini dan bahkan telah meminta bantuan kepada IMF yang hasilnya paket
    bantuan lebih dari US $ 23 Milyar yang terbungkus dengan reformasi ekonomi berjangka
    waktu tiga tahun. Pada dasarnya, paket bantuan keuangan dan reformasi ekonomi dari IMF
    menggambarkan betapa serius permasalahan ekonomi Indonesia untuk dikembalikan pada
    pertumbuhan ekomoni yang tinggi.
    Makalah yang pendek ini tidak bertujuan membahas akar permasalahan krisis
    keuangan dan ekomoni secara luas, melainkan mencoba membatasi diri hanya menganalisa
    dimensi dampak krisis keuangan ini terhadap sektor pertanian/agribisnis. Namun demikian,
    pada awal makalah ini ada baiknya dijelaskan terlebih dahulu tentang terjadinya krisis
    keuangan atau moneter tersebut.





    METODOLOGI PENELITIAN

    Untuk mengukur dampak krisis moneter terhadap ekonomi secara kuantitatif belum
    dapat dilakukan sekarang. Apa yang dapat dilakukan adalah memperkirakan dampaknya
    terhadap ekonomi, khususnya sektor pertanian dan agribisnis. Untuk kebutuhan penelitian ini
    perlu dikumpulkan data makro ekomoni masa lalu yang bersumber dari data sekender yang
    dikumpulkan, diolah dan dianalisis. Karena penelitian ini secara khusus memperkirakan
    dampak krisis keuangan terhadap sektor pertanian, maka data di bidang pertanian
    dikumpulkan, diolah dan dianalisis lebih detil.
    Perlu ditekankan di sini bahwa hasil penelitian ini sifatnya ingin meletakkkan
    kerangka dasar dan masih bersifat sementara, sehingga hasil analisis dalam makalah ini tidak
    menunjukan suatu derajat presisi yang tinggi tentang dampak krisis keuangan terhadap
    sektor pertanian/agribisnis. Namun demikian, perkiraan dampak ini diharapkan dapat berguna
    bagi berbagai pihak sebagai alat untuk mengantisipasi kemungkinan perubahan yang terjadi.


    KRISIS KEUANGAN INDONESIA

    Proses dan Penyebab
    Untuk menjaga serangan spekulator terhadap rupiah, pemerintah Indonesia pada bulan
    Agustus 1997 telah mengeluarkan beberapa jurus untuk menghentikan transaksi Surat
    Berharga Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan pengalihan dana
    BUMN dari bank-bank pemerintah dan swasta ke SBI. Kemudian tidak berhenti di situ,
    tingkat bunga SBI yang dinaikkan 30 persen untuk satu bulan dan 28 persen untuk 3 bulan
    (Econit, 1997). Akibatnya lingkaran bulat likuiditas keuangan bank dan lembaga keuangan
    untuk memenuhi kewajibannya membayar utang-utangnya terhadap klien menjadi terputus,
    baik dalam pembayaran rupiah maupun dollar, sehingga ekonomi mengalami “stress berat”.
    Di samping itu pemerintah juga mengeluarkan peraturan penundaan proyek karena
    ditakutkan uang rupiah digunakan untuk memborong uang dollar. .Namun akibatnya,
    dirasakan sangat fatal (over kill).
    Dalam suasana yang begitu ”stress berat” tersebut, kemungkinan besar bahwa
    pemilik dollar (pengusaha merangkap spekulator, spekulator dan pemegang dollar yang
    berjumlah tidak terlalu besar) “memarkir” uang dollarnya di luar negeri, seperti di
    Singapore dan Hongkong, sehingga likuiditas dollar juga terputus. .Menurut Anwar Nasution
    (1997), walaupun bunga uang ditawarkan tinggi menjelang krisis keuangan, telah terjadi
    “capital outflow” dari Indonesia, sehingga justru membuat nilai rupiah semakin merosat.
    Proses pemutusan likuiditas keuangan ini mengantarkan ketidak percayaan masyarakat
    (swasta) terhadap pemerintah dan sebaliknya (a-symmetry information ?).
    Langkanya mata uang dollar di pasar, diduga akibat dari ulah spekulator uang. Namun
    sangat mungkin apa yang terjadi adalah Fund Manager mengalihkan dana dollar dari
    Indonesia walaupun bunga uang tinggi. Alasannya adalah karena ketidakpastian
    (uncertainty).
    Dalam menanggulangi merosotnya nilai rupiah ini pemerintah mengembangkan
    rupiah dari band intervensi yang berkisar 12 persen. Untuk pengendalian awal pada band
    intervensi itu pemerintah telah menghabiskan cadangan devisa hingga diperkirakan hanya
    tersisa US $ 12 milyar. Namun demikian tidak ada tanda-tanda yang meyakinkan nilai tukar
    akan membaik dan bahkan kondisi keuangan tetap memburuk, bunga uang tinggi dan
    kemungkinan inflasi yang hebat bisa saja terjadi. Dalam kondisi memburuknya ekonomi
    inilah pemerintah meminta suntikan uang dollar melalui IMF karena kuatir keadaan ekonomi
    semakin memburuk.
    Dari uraian proses terjadinya kemerosotan nilai tikar rupiah di atas dapat diketahui
    bahwa nilai tukar itu sendiri tidak dapat dilihat sebagai faktor yang terisolasi, melainkan
    berakar pada berbagai faktor yang melatar belakangi atau mendasarinya. Melihat masalah
    inilah para ahli ekonomi menunjuk sebagai masalah perekonomian. Misalnya, baik klaim
    Bank Dunia atau pemerintah yang mengatakan “fundamental economy” indonesia yang cukup
    kuat tidak sepenuhnya benar. Banyaknya bank bermasalah, neraca berjalan defisit, kredit
    macet, dan akspor non migas yang melemah telah digunakan secara luas untuk menunjukkan
    kelemahan dan ketidak efisienan stuktur ekonomi Indonesia. Melihat tiga paket utama IMF
    yang disetujui indonesia yakni: (a) penyehatan sektor keuangan dan moneter -- antara lain
    likuidasi perbankan, (b) pembenahan sektor fiskal -- antara lain penghapusan berbagai
    subsidi dan, (c) penyesuaian struktural yang menyangkut tarif, mobnas dan industri
    strategis. Semua faktor ini tidak bisa tidak menunjukan bahwa memang masalah fundamental
    ekonomi masih memiliki kelemahan. Salah satu akar permasalahan adalah pada masa lalu
    yakni pinjaman dollar pada pemerintah dan swasta indonesia telah digunakan untuk
    membiayai proyek yang tidak terlalu menopang ekspor non-migas dan produktivitas
    ekonomi, seperti mobnas dan “industri strategis“. Seharusnya tiap dollar yang dipinjam atau
    masuk ke tangan swasta harus digunakan untuk “menggali dollar” lagi. Akan tetapi
    permasalahannya, mengapa tiba-tiba dollar langka, sehingga dollar mengalami apresiasi ?

    Faktor Eksternal
    Faktor penyebab krisis keuangan di indonesia datang dari dua sisi yaitu eksternal dan
    internal. Tindakan pemerintah menanggulangi krisis keuangan dengan mengendalikan SBI
    dan SPBU dengan mengetatan fiskal menyebabkan terjadinya “stress“ dalam ekonomi.
    Proses asimetry information antara swasta dan pemerintah maupun masyarakat dan
    pemerintah serta insvetasi asing membuat keadaan semakin memburuk. Keterangan
    pemerintah karena kurangnya informasi praktis telah membuat kegiatan ekonomi dalam
    posisi “wait and see”, baik pemegang rupiah maupun dollar. Dalam kondisi ini pemegang
    uang rupiah praktis mengalami devaluasi yang sampai saat ini sebesar 35-40%
    (bandingkanlah dengan devaluasi 1986 senesar 45%). Kalau ditelusuri masa ke kelakang,
    praktis rupiah didevaluasi tiap akhir PELITA. Hanya bedanya, sekarang devaluasi berjalan
    melalui mekenisme pasar (nilai rupiah dikoreksi oleh mekanisme pasar). Penyebab mengapa
    dollar terapresiasi adalah karena faktor eksternal yakni membaiknya ekonomi Amerika
    dewasa ini, dengan rate of return yang lebih tinggi telah mengalirkan investasi dollar
    kepasar uang Amerika Serikat, sehingga pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat semakin
    membaik. Kelangkaan (scarcity) modal di Asia antara lain disebabkan kombinasi dari
    alasan mengalirnya sebagian modal ke berbagai tempat di dunia, seperti Amerika Latin,
    Rusia dan Eropa Timur. Majalah ”Time“ (Nopember 3, 1997) memperkirakan US $ 1 - 16
    billion ke luar ke Amerika Latin dan Eropa Timur melalui pasar uang Amerika (mutual
    funds). Di kedua kontinen ini terjadi proses privatisasi besar-besaran, perusahan milik
    pemerintah termasuk penyediaan barang publik ke sektor suasta. Akibatnya di Asia
    permintaan terhadap dollar dalam bentuk Foreign Direct Investment (FDI) dan fortofolio
    investment meningkat sedang penawaran (supply) dollar terbatas. Akibatnya nilai rupiah
    merosot dan diperketatnya likuiditas rupiah, sehingga perekonomian mengalami pukulan
    berat. Dalam kaitan ini, perusahaan suasta yang memiliki utang jatuh tempo mendorong
    pembelian dollar dan mungkin juga dikombinasi dengan kegiatan spekulasi uang. Salah satu
    kelemahan pinjaman uang suasta adalah digunkannya pinjaman komersial berbunga tinggi
    pada proyek yang hasilnya berjangka panjang. Akibatnya pihak swasta mengalami kesulitan
    membeli dollar karena: (a) rupiah diperketat likuiditasnya, dan (b) kelangkaan dolar dipasar
    uang. Semenjak rupiah mulai mengalami apresiasi 2-3 tahun lalu, juga seperti dialami oleh
    Baht-Thailand dan Ringgit-Malaysia dengan mudah dimanfaatkan oleh spekulator uang dari
    dalam dan manca negara.

    Faktor Internal
    Penyebab dari faktor krisis keuangan dewasa ini dapat disebabkan: (a) dolar tidak
    menggali dollar, yang didapat dari luar tidak digunakan untuk memperkuat ekspor dan lebih
    bersifat konsumtif, (b) kondisi perbankan yang tidak sehat (terlalu banyak bank bermasalah
    dan tidak efisien), (c) sistem monitoring dan pengawasan (surveillance system) dibidang
    keuangan dan moneter sangat lemah dan tidak bekerja dengan baik, (d) faktor struktur
    ekonomi di berbagai bidang, sektor dan komoditi yang masih terdistorsi karena ketidaksempurnaan
    bekerjanya pasar, antara lain karena monopoli dan monopsoni dan sejenisnya,
    dan (e) balance of payment yang defisit (seperti ditunjukkan oleh Miranda dalam Lampiran
    1).
    Faktor-faktor internal di atas sesungguhnya jauh lebih baik apabila diletakkan atau
    membawanya ke dalam kerangka pemikiran pencapaian pertumbuhan ekonomi dan implikasi
    ekonomi makronya. Krugam (1995) dalam bukunya menjelaskan dengan tegas bahwa
    pertumbuhan ekonomi Asia bukanlah keajaiban (miracle) seperti dalam laporan Bank Dunia.
    Saya teringat dua tahun lalu ketika Bank Dunia mengundang saya ke suatu pertemuan di
    Mauritius menjelaskan pada ekonom peserta dari negara Afrika bahwa tidak ada “economic
    miracle“ di Asia. Kemudian tahun 1996 ketika ekonomi Thailand masih tinggi
    pertumbuhannya, pendapat Krugman ini saya ajukan lagi pada ekonom ASEAN. Mengapa
    ini saya kemukakan karena basis stuktur dan pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia
    Tenggara masih rapuh (lemah). Dalam kesempatan ini, saya ingin dan rasakan perlu
    ditampilkan lagi pendapat Krugman tersebut. Berhasilnya negara Asia Tenggara dan Timur
    dalam mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi sebelum krisis melanda karena dua faktor
    yaitu: (a) adanya mobilisasi sumberdaya alam dan tenaga kerja yang murah, baik via migrasi
    maupun dieksploitasinya kekayaan hutan dan tambang, dan (b) membanjirnya Foreign
    Direct Investment (FDI) ke Asia, menunjukan bahwa sumber pertumbuhan ekonomi Asia itu
    kurang langgeng (unsustainble) karena faktor “efficieency gain” yang mana pertumbuhan
    diperkirakan sangat kecil. Kita mengetahui salah satu “efficieency gain” yang paling dominan
    adalah perubahan teknologi. Kalau dilihat kinerja ekonomi sampai saaat ini dapat dikatakan
    sejalan dengan pendaopat Krugman di atas. Masalah fundamental yang lebih luas adalah
    membuat efficiency gain dalam pertumbuhan kita harus membawa ekonomi Indonesia pada
    kondisi di mana perlu diberikan mekanisme pasar terkelola agar bekerja lebih sempurna
    dengan intervensi pemerintah dalam distribusi kesempatan berusaha dan bekerja yang

    dirasakan perlu. Dengan kerangka pemikiran seperti ini sistem ekonomi kapitalis berwajah
    manusiawi dapat terwujud serta dapat menopang pembangunan ekonomi.
    Dari uraian dan pendapat Krugman di atas, maka dapat dikatakan bahwa fundamental
    ekonomi Indonesia menghadapi gejolak, masih lemah dan struktur pertumbuhan ekonomi
    Indonesia masih sangat rapuh. Sebagai bahan perbandingan, Lampiran 1 menyajikan
    beberapa indikator ekonomi makro Indonesia dan negara ASEAN lainnya.


    DAMPAK KRISIS KEUANGAN TERHADAP EKONOMI,
    KHUSUSNYA SEKTOR PERTANIAN DAN AGRIBISNIS

    Perkiraan Dampak Krisis Keuangan Terhadap Ekonomi
    Dari uraian krisis keuangan dan penanggulangan secara praktis mengandung dua
    gejolak: (a) Penurunan Nilai Tukar (PNT) dan (b) Pengetatan Likuiditas Rupiah (PLR).
    Kedua faktor penurunan nilai tukar dan pengetatan likuiditas lambat atau cepat akan
    berpengaruh terhadap seluruh elemen dan pelaku ekonomi. Kedua efek ini sangat sukar
    dipisahkan yang dapat digambarkan dalam skema sebab dan akibat berikut.
    Secara teoritis dari diagramatis, dapat ditafsirkan bahwa danpak utama penurunan
    nilai tukar adalah secara efektif akan menurunkan daya beli (permintaan) konsumen terutama
    masyarakat berpendapatan menengah dan rendah (miskin). Dampak penurunan permintaan
    ini akan mendorong menurunnya produksi barang dan jasa . Dari sudut produsen, krisis
    penurunan nilai tukar dan naiknnya bunga uang dan kandungan input impor cukup besar akan
    mendorong biaya produksi, sehingga harga barang naik. Besar kemungkinan tekanan inflasi
    terutama cost push inflation adalah bahaya yang datang menyelinap ke dalam ekonomi
    Indonesia. Apabila daya beli menurun serta harga barang dan jasa meningkat, maka
    kemungkinan besar perusahaan akan memotong jumlah produksi (output) yang dapat
    berdampak terhadap PHK tenaga kerja. Kalau ini terjadi maka urban and rural unemployed
    labor akan semakin meningkat. Ujungnya adalah keresahan sosial.
    Kalau perusahaan mengurangi output, maka jumlah pajak yang dikumpulkan pasti
    berkurang sehingga total penerimaan (anggaran belanja) yang bersumber dari pajak akan
    berkurang. Di sisi penawaran (supply) faktor pemotong anggaran belanja ini akan
    berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Ujungnya target pertumbuhan ekonomi yang
    tinggi (7-8% per tahun) akan sangat sukar dipertahankan. Krisis ini telah menjungkir balikkan
    prediksi yang optimis (rosses) dari pengamat pada awal dan pertengahan tahun 1997 ini.
    Faktor ini membuktikan bahwa sesungguhnya pertumbuhan ekonomi indonesia senantiasa

    Bahaya lain yang datang setelah depresiasi rupiah (devaluasi) melalui mekanisme
    pasar adalah bahaya inflasi. Bahaya inflasi, secara teoritis datang dari proses berikut.
    Indonesia masih banyak mengimpor bahan baku dan barang modal yang cukup besar. Karena
    harga dollar yang relatif lebih mahal dibading dengan rupiah, maka merosotnya nilai rupiah di
    satu pihak mendorong ekspor, akan tetapi melalui time-lag tertentu (2-3 tahun) akan bersifat
    inflatoar kerena sifat cost-push inlfation tersebut. Kalau Indonesia tidak mampu mengurangi
    impor serta meningkatkan pruduktifitas ekonomi dan ekspor maka bahaya inflasi akan segera
    dihadapi karena sifat cost-push inflation tersebut. Kalau Indonesia tidak mampu mengurangi
    impor serta meningkatkan produktifitas ekonomi dan ekspor, maka bahaya inflasi akan segera
    dihadapi Indonesia.
    Faktor musim kemarau panjang dan kebakaran hutan serta faktor alam lain akan dapaty memperburuk
    keadaan ekonomi terutama meningkatnya harga barang konsumsi yang berakhir pada peningkatan inflasi.

    Dampak Krisis Keuangan Terhadap Sektor Pertanian dan Agribisnis
    Untuk memahami dampak krisis sektor keuangan terhadap sektor pertanian dapat
    dianalisis ditingkst mikro dalam arti firm (perusahaan) dan sektoral dalam arti agregasi sektor
    ke dalam ISIC 1 menurut BPS, secara ringkas variabel yang tepengaruh oleh krisis keuangan
    dapat dilihat pada Tabel 1. Gejolak mata uang (exchange rate) yang berubah pasti akan
    merubah struktur biaya (cost) dan harga input-output. Melemahnya nilai rupiah terhadap dollar
    ini dipastikan berdampak terhadap sektor pertanian dan agribisnis. Ada dua atau lebih panel
    contoh yang dapat dimunculkan:
    1. Bagi perusahaan pertanian yang kinerjanya di mana sumber bahan baku dari dalam negeri,
    gejolak keuangan ini mungkin tidak demikian besar, dan apabila sebagian besar output
    diekspor, maka gejolak keuangan akan bersifat positif.
    2. Apabila agribisnis bersangkutan berbahan baku dari luar negeri (seperti kapas misalnya),
    maka implikasi gejolak keuangan akan berpengaruh terhadap struktur biaya (meningkatkan
    biaya per unit input dan output) yang lebih besar. Apabila pasarnya dalam negeri, maka
    akan semakin suram. Dalam kondisi ini, gejolak keuangan sekarang secara negatif
    berpengaruh terhadap kinerja agribisnis bersangkutan.
    .

    KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PDRB
    DAN PREDIKSI AKIBAT KRISIS MONETER

    PDRB sektor pertanian dalam tahun 1995 berdasarkan harga berlaku dan konstan
    1993 menunjukan bahwa sektor pertanian memberikan sumbangan yang cukup besar
    terhadap PDRB masing-masing propinsi di Indonesia. Untuk propinsipropinsi
    yang berada di wilayah Pulau Sumatra, persentase sektor pertanian berdasarkan
    harga berlaku mencapai lebih dari pada 20 persen dari total PDRB masing-masing propinsi,
    bahkan untuk propinsi Lampung hampir mencapai 40 persen. Sedangkan yang sumbangan
    sektor pertaniannya rendah hanya dialami oleh Propinsi Riau, yakni hanya sekitar 7 persen
    dari total PDRB. Dari lima sub sektor pertanian, sumbangan terbersar rata-rata berasal dari
    sub-sektor tanaman pangan, kecuali Sumatra Utara dan Sumatra Selatan dari sub-sektor
    perkebunan. Demikian juga halnya jika dilihat berdasarkan harga konstan, sumbangan sektor
    pertanian masing-masing propinsi masih menunjukkan kontribusi yang cukup besar kecuali
    Propinsi Riau.
    Untuk propinsi yang berada di wilayah Pulau Jawa, sumbangan sektor pertanian
    terhadap PDRB mencapai diatas 15 persen, kecuali DKI Jakarta. Sumbangan tersebut
    sebagian besar berasal dari sub-sektor tanaman pangan. Sementara untuk propinsi di wilayah
    Pulau Kalimantan, sumbangan sektor pertanian diatas 20 persen, kecuali Kalimantan Timur
    sumbangan tersebut didomasi oleh sub-sektor kehutanan, kecuali Kalimantan Selatan yang
    sebagian besar dihasilkan dari sub-sektor tanaman pangan.
    Propinsi di Wilayah Pulau Sulawesi mempunyai sumbangan dari sektor pertanian
    yang terbesar dibanding dengan wilayah lain yakni rata-rata mencapai lebih dari 30 persen.
    Kontribusi tersebut sebagian besar berasal dari sub-sektor tanaman pangan. Sedangkan untuk
    propinsi di wilayah lainnya, kontribusi sektor pertanian mencapai lebih dari 20 persen,

    kecuali Irian Jaya. Sedangkan kontribusi terbesar berasal dari sub-sektor tanaman pangan,
    kecuali Maluku yang berasal dari sub-sektor perikanan.
    Kemudian jika dilihat sumbangan sektor pertanian masing-masing propinsi terhadap
    PDB sektor pertanian Indonesia, maka dapat diketahui bahwa penyumbang terbesar adalah
    propinsi yang berada di wilayah Pulau Jawa yakni Propinsi Jawa Barat (15%), Jawa Tengah
    (13%) dan Jawa Timur (15%) dengan kontribusi terbesar berasal dari sub-sektor tanaman
    pangan (Lampiran 4 & 5 ). Sementara jika dilihat sumbangan terbesar untuk masing-masing
    sub-sektor berdasarkan harga konstan 1993, Jawa Barat memberikan kontribusi terbesar
    untuk sub sektor tanaman Pangan yakni sebesar 21 persen. Kemudian untuk sub-sektor
    perkebunan yang memberi sumbangan terbesar adalah Sumatra Utara yaitu sebesar 23 persen,
    untuk peternakan propinsi Jawa Tengah (18%), kehutanan adalah Propinsi Kalimantan Timur
    (17%) dan untuk perikanan adalah JawaTimur yakni mencapai 11 persen.
    Jika melihat penyerapan dan produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian, dari 27
    propinsi yang ada di Indonesia, antara tahun 1986 dengan 1995 hanya propinsi irian jaya
    yang penyerapan tenaga kerjan di sektor pertaniannya mengalami kenaikan, sedangkan
    propinsi lainnya mengalami penurunan. Dengan demikian secara total terlihat bahwa
    penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian di Indonesia mengalami penurunan antara tahun
    1986 dengan 1995 yakin sebesar 10,1 persen dengan tingkat produktivitas tenaga kerja di
    sektor pertanian pada tahun 1995 sebear 1,63.
    Dengan berdasarkan indikator perubahan seperti pada Tabel 1, dapat dikemukakan
    prediksi akibat krisis moneter terhadap sektor pertanian. Dengan anggapan bahwa indikator
    perubahan pada Tabel 1 adalah benar, maka dapat diketahui sub-sektor pertanian yang
    menjadi andalan atau penyumbang kontribusi terbesar terhadap PDRB dari sektor pertanian
    mengalami penurunan, kenaikan atau tetap/tidak terpengruh akibat krisis moneter di masingmasing
    propinsi yang ada di indonesia.
    Sebagai contoh, di wilayah Sumatera sub-sektor perkebunan cenderung mendominasi
    terhadap kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB, utamanya Propinsi Sumatra Utara dan
    Sumatera Selatan. Berdasarkan indikator perubahan di atas, maka akibat krisis moneter akan
    sangat berpengaruh positif terhadap perekonomian propinsi tersebut, utamanya terhadap
    output untuk perkebunan besar
    Untuk propinsi di wilayah Pulau Jawa, PDRB dari sektor pertanian didominasi oleh
    sub-sektor tanaman pangan dan perternakan. Berdasarkan indikator perubahan, secara umum
    krisis moneter akan berpengaruh negatif (turun) terhadap sub-sektor tersebut, kecuali harga

    output yang tidak tidak terpengaruh atau netral untuk tanaman pangan dan berpengaruh
    positif (naik) terhadap peternakan. Sedangkan untuk Propinsi di Pulau Kalimantan cenderung
    didominasi oleh subsektor ehutanan, utamanya Propinsi Kalimantan Tengah dan Kalaimantan
    Timur. Sub-sektor kuhutanan ini sangat terpengaruh oleh terjadinya krisis moneter, utamanya
    dalam hal pendapatan/keuntungan, output dan tenagakerja yang berpengaruh positif (naik ).
    Krisis keuangan yang terjadi sekarang memaksa pemilik modal dan manajer agribisnis
    membuat reevaluasi tentang nilai aset yang dimiliki. Kalau asset terhitung dalam rupiah,
    maka gejolak keuangan dan devaluasi sekarang akan berpengaruh terhadap keseluruhan
    kinerja sektor pertanian. Kalau asset perusahaan dalam dollar, maka gejolak mata uang
    menguatnya dollar semakin menguatkan posisi sektor pertanian .Akan tetapi kasus sektor
    pertanian Indonesia lebih cenderung pada rupiah yang semakin menurun nilainya.
    Kalau dilihat dari hasil analisis dalam Tabel 1. kemungkinan pengaruh krisis
    keuangan sekarang ini berdampak negatif terhadap pertanian rakyat. Mengingat sektor
    pertanian rakyat. mempekerjakan banyak tenagakerja, maka perlu perhatian terhadap
    kemungkinan bertambahnya pengangguran.
    Lebih jauh lagi adalah sub sektor pertanian yang menggunakan barang modal yang
    diimpor akan segera meningkatkan biaya per unit output yang secara efektif dapat
    merngurangi kemampuan kompetisi barang kita di pasar internasional. Biasanya suatu
    ekonomi sehabis devaluasi, di mana harga dollar lebih tinggi dengan time lag tertentu akan
    diikuti oleh inflasi. Tergantung dari jenis inflasi apa yang akan datang (demand or cost push
    inflation) akan berpengaruh negatif atau positif terhadap sektor pertanian. Biasanya demand
    pull inflation dapat berperanan positif terhadap sektor pertanian.






















    KESIMPULAN DAN SARAN
    Kesimpulan
    Krisis keuangan di Indonesia yang ditandai oleh melemahnya nilai rupiah terhadap
    dollar AS. berdampak terhadap sektor pertanian/agribisnis. Namun intensitas dampaknya
    tergantung pada: (1) sumber perolehan bahan baku (dalam atau luar negeri), (2) struktur
    pemasaran output (dalam atau luar negeri), dan (3) struktur permodalan, equity dan portofolio
    usaha agribisnis tersebut. Ditinjau dari struktur pembiayaan dan penerimaan maka porsi impor
    input dan ekspor output dalam sektor pertanian akan secara segnifikan berpengaruh terhadap
    kinerja sektor pertanian.

    Bagi perusahaan pertanian atau agribisnis yang menggunakan bahan bakunya dari
    dalam negeri, gejolak keuangan mungkin tidak berpengaruh demikian besar, dan apabila
    sebagian besar output diekspor, maka akan memiliki dampak positif. Namun apabila
    perusahaan agribisnis bersangkutan menggunakan bahan baku dari luar negeri (seperti kapas
    misalnya), maka implikasi gejolak keuangan akan berpengaruh terhadap struktur biaya
    (meningkatkan biaya per unit input dan output) yang lebih besar. Apabila pasarnya dalam
    negeri, maka akan semakin suram. Dalam kondisi ini, gejolak keuangan berpengaruh negatif
    terhadap kinerja agribisnis bersangkutan.
    Saran
    Kemungkinan pengaruh krisis keuangan sekarang ini berdampak negatif terhadap
    pertanian rakyat. Mengingat sektor pertanian rakyat mempekerjakan banyak tenagakerja,
    maka perlu perhatian terhadap kemungkinan bertambahnya pengangguran.
    Akibat krisis keuangan sekarang, sangat perlu diadakan suatu evaluasi kembali untuk
    menghitung rate of return investment (ROI) di sektor pertanian. Pada masa lalu ROI di
    sektor pertanian hanya berkisar 15 persen. Tidaklah mustahil kalau krisis ini membuat sektor
    pertanian rakyat semakin tidak menarik bagi investor.





    DAFTAR PUSTAKA

    Adiningsih, Sri. 1997. “The Asean Financial Market An Overview”. 22nd Federation of Asean
    Economic Association (FAEA) Conference Bali-Indonesia 24-25 October 1997.
    Econit’s. 1997. “Alternatif Kebijakan Menghadapi Krisis Nilai Tukar dan Likuiditas: Pride-
    Driven Policy vs. Rational-Driven Policy”. Public Policy Review 30 Agustus
    1997.
    Husnan Suad. 1997. “Pelajaran dari Krisis Sektor Keuangan Indonesia”. Makalah pada
    Seminar Nasional ISEI Yogyakarta, dengan tema: Prospek Ekonomi Indonesia,
    Tantangan dan Peluang Sektor Keuangan, 11 Oktober 1997.
    Krugman, P. 1994. “Economic Sense and Non-Sense in the Age of Diminished Expectations
    PEDDLING PROSPERITY”. W.W. Norton & Company, Inc.
    Krugman, P. 1995. “The Age of Diminished Expectations (US. Economic Policy in the
    1990s)”. The Washington Post Company (1990) as the first book in their series
    briefing books.
    McLeod Ross H. 1994., “Indonesia’s Foreign Debt”. In Ross H. McLeod (ed), Indonesia
    Assessment: Finance as a key sector in Indonesia’s Development, Research
    School of Pacific and Asian Studies, Canberra and Institute of South East Asian
    Studies Singapore. Comment by Redelet Seteven (1995), “Indonesia Foreign
    Debt: Headed for Crisis of Finance Sustainable Growth”. BIES, 31 (3). See
    Comment by Ross H. McLeod (1996) and Final Reply by Steven Redelet in
    BIES, 32 (2), 1996.

    Mulyani, Sri Indrawati. 1997. “Gejolak Mata Uang dan Implikasi Kebijaksanaan:. ISEI Jaya,
    LPEM-FEUI.
    Nopirin. ?. “Prospek Sektor Perbankan Indonesia: Beberapa Agenda Penting”. Makalah pada
    Seminar Tantangan Perbankan pada Abad 21.
    Nasution, Anwar. 1997. “The Recent Financial Crisis in Indonesia”. A Paper Presented at
    Conference on “Money and Financial Markets in Asia: A Challenge to Asian
    Industrialization”. San Francisco, 15-16 September 1997.
    Ortiz Guillermo. 1995. “How We’re Handling the Peso Crisis”. Pusat Data Business
    Indonesia, 6-7 Januari 1995.
    Usman, Marzuki. 1997. “Kelembagaan Sektor Keuangan dalam Menghadapi Abad ke-21”.
    Makalah pada Seminar yang bertema”Prospek Ekonomi Indonesia: Tantangan
    dan Peluang Sektor Keuangan”. Yogyakarta 11 Oktober 1997.

    Sumber : MANGARA TAMBUNAN,
    http://ejournal. unud. ac. id/abstrak/(3) soca-mangara-perkiraan dampak krisis keuangan(1). pdf